• Skip to secondary menu
  • Skip to content
  • Skip to primary sidebar
  • Tentang Kami
  • Republikasi
  • Daftar Rujukan
  • Kontak

SUFIZ.COM

Kisah Mereka Yang Mempersembahkan Hampir Seluruh Hidup dan Kehidupannya Hanya Untuk Allah

  • Kisah Nabi
  • Kisah Mujahid
  • Kisah Wali
  • Kisah Sufi
  • Abu Nawas
  • Kisah Lain
You are here: Home / Kisah Abu Nawas / Cara Abu Nawas Merayu Tuhan

Cara Abu Nawas Merayu Tuhan

May 25, 2009 By SUFIZ.COM 72 Comments

bintang-di-langit

Tak selamanya Abu Nawas bersikap konyol. Kadang-kadang timbul kedalaman hatinya yang merupakan bukti kesufian dirinya. Bila sedang dalam kesempatan mengajar, ia akan memberikan jawaban-jawaban yang berbobot sekalipun ia tetap menyampaikannya dengan ringan.

Seorang murid Abu Nawas ada yang sering mengajukan macam-macam pertanyaan. Tak jarang ia juga mengomentari ucapan-ucapan Abu Nawas jika sedang memperbincangkan sesuatu. Ini terjadi saat Abu Nawas menerima tiga orang tamu yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada Abu Nawas.

“Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” ujar orang yang pertama.

“Orang yang mengerjakan dosa kecil,” jawab Abu Nawas.

“Mengapa begitu,” kata orang pertama mengejar.

“Sebab dosa kecil lebih mudah diampuni oleh Allah,” ujar Abu Nawas. Orang pertama itupun manggut-manggut sangat puas dengan jawaban Abu Nawas.

Giliran orang kedua maju. Ia ternyata mengajukan pertanyaan yang sama, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” tanyanya.

“Yang utama adalah orang yang tidak mengerjakan keduanya,” ujar Abu Nawas.

“Mengapa demikian?” tanya orang kedua lagi.

“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu pengampunan Allah sudah tidak diperlukan lagi,” ujar Abu Nawas santai. Orang kedua itupun manggut-manggut menerima jawaban Abu Nawas dalam hatinya.

Orang ketiga pun maju, pertanyaannya pun juga seratus persen sama. “Manakah yang lebin utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” tanyanya.

“Orang yang mengerjakan dosa besar lebih utama,” ujar Abu Nawas.

“Mengapa bisa begitu?” tanya orang ktiga itu lagi.

“Sebab pengampunan Allah kepada hamba-Nya sebanding dengan besarnya dosa hamba-Nya,” ujar Abu Nawas kalem. Orang ketiga itupun merasa puas argumen tersebut. Ketiga orang itupun lalu beranjak pergi.

***

Si murid yang suka bertanya kontan berujar mendengar kejadian itu. “Mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan tiga jawaban yang berbeda,” katanya tidak mengerti.

Abu Nawas tersenyum. “Manusia itu terbagi atas tiga tingkatan, tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati,” jawab Abu Nawas.

“Apakah tingkatan mata itu?” tanya si murid.

“Seorang anak kecil yang melihat bintang di langit, ia akan menyebut bintang itu kecil karena itulah yang tampak dimatanya,” jawab Abu Nawas memberi perumpamaan.

“Lalu apakah tingkatan otak itu?” tanya si murid lagi.

“Orang pandai yang melihat bintang di langit, ia akan mengatakan bahwa bintang itu besar karena ia memiliki pengetahuan,” jawab Abu Nawas.

“Dan apakah tingkatan hati itu?” Tanya si murid lagi.

“Orang pandai dan paham yang melihat bintang di langit, ia akan tetap mengatakan bahwa bintang itu kecil sekalipun ia tahu yang sebenarnya bintang itu besar, sebab baginya tak ada satupun di dunia ini yang lebih besar dari Allah SWT,” jawab Abu Nawas sambil tersenyum.

Si murid pun mafhum. Ia lalu mengerti mengapa satu pertanyaan bisa mendatangkan jawaban yang berbeda-beda. Tapi si murid itu bertanya lagi.

“Wahai guruku, mungkinkah manusia itu menipu Tuhan?” tanyanya.

“Mungkin,” jawab Abu Nawas santai menerima pertanyaan aneh itu.

“Bagaimana caranya?” tanya si murid lagi.

“Manusia bisa menipu Tuhan dengan merayu-Nya melalui pujian dan doa,” ujar Abu Nawas.

“Kalau begitu, ajarilah aku doa itu, wahai guru,” ujar si murid antusias.

“Doa itu adalah, “Ialahi lastu lil firdausi ahla, Wala Aqwa alannaril Jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzambil adzimi.” (Wahai Tuhanku, aku tidak pantas menjadi penghuni surga, tapi aku tidak kuat menahan panasnya api neraka. Sebab itulah terimalah tobatku dan ampunilah segala dosa-dosaku, sesungguhnya Kau lah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar).

Banyak orang yang mengamalkan doa yang merayu Tuhan ini.

Sumber Gambar: http://www.nasa.gov/images/content/122623main_k_star.jpg

Filed Under: Kisah Abu Nawas Tagged With: Abu Nawas, Merayu Tuhan

Newsletter Sufi

Dapatkan update kisah-kisah sufi terbaru langsung ke email Anda.

Jangan lupa klik link konfirmasi yang terkirim ke email Anda.

Tentang Kami

SUFIZ.COM merupakan website/blog yang menyajikan beragam kisah teladan dari para nabi, para sufi, para wali, para sunan, para Mujahid bahkan juga dari kisah-kisah Abu Nawas yang dikenal dengan cerita-cerita lucunya.

Reader Interactions

Comments

  1. Iskandar Zulkarnain says

    March 17, 2011 at 7:56 pm

    Assalaamu’alaikum wr.wb

    terlalu banyak rahmat Allah Swt, biarlah sdr fahmi berpikir dengan caranya,lama 2 kan tuhan akan memberikan hikmah padanya,dan bagi yang sudah mengerti jangan terlalu banyak menyudutkan orang,soalnya pengertian yang kit dapat berasal dari Allah Swt.ada rahasia dibalik rahasia itulah pesan guru saya,

  2. salafy totok says

    April 1, 2011 at 10:27 pm

    Subhanalloh……………………. Mantap.
    Memang gak usah menanggapi orang orang wahhabi yang sangat membenci sufi………
    orang orang wahhabi sangat dangkal cara pemahamannya……..maaf

    Maju terus ilmu tasawuf…….

    Salam.

  3. Muhammad Sancabachtiar says

    April 13, 2011 at 10:53 pm

    Fahmi Almakky : namanya bagus tapi payah….! baca kisah Abunawas jadi ingat Gusdur yg banyak kesamaannya… semoga Alloh ridho dengan mereka berdua, amien

  4. achmad says

    June 24, 2011 at 9:36 am

    Luar biasa ilmu yang diberikan Allah kepada orang-orang sufi sehingga kita perlu membuka diri untuk belajar dan belajar!

  5. Purnamasyaban says

    July 12, 2011 at 11:19 am

    Abu nawas adalah cendikiawan dan wali Alloh,yg ilmu kepandaiannya,sudah termasyur di jagat raya ini.siapa yg tak kenal abunawas..?8-)

  6. fadli says

    August 9, 2011 at 2:54 am

    assalamu’alaikum wr.wb
    terima kasih atas artikelnya mudah-an ada mamfaatnya buat saya, karena lengakat secara sari’at, tarikat, dan tasaufnya

  7. comback says

    September 10, 2011 at 2:44 pm

    alhamdulillah..
    makasih yh…
    sya dapet plajaran banyak dari blog agan..
    ^_^

  8. kartono says

    October 8, 2011 at 4:31 pm

    Artikel nya mantap euy…….abunawas emang edun.seorang sufi yg bijaksana.

  9. Siti rahmiati says

    October 8, 2011 at 8:18 pm

    Ya Allah makasih telah menambah ilmu pengetahuanku tentang agama,melalui kisah2 Abu Nawas.

  10. Imron MH says

    December 2, 2011 at 12:20 am

    Alangkah indahnya kalau kita bisa hidup seperti para sufi yg telah mengetahui hakikat hidup.Mksh

  11. hamba alloh says

    December 3, 2011 at 2:29 pm

    subhanalloh ….

  12. samsy says

    February 3, 2012 at 2:45 pm

    Abu nawas adalah orang yang memiliki pemikiran,hati,danpandangan hidup yang sangat dalam dan sangat jarang orang atau ulama yang memiliki hal tersebut.

  13. samsy says

    February 3, 2012 at 2:47 pm

    semoga yg membaca cuplikan ceerita diatas mendapat hidayah dari Alloh.swt

  14. aji_oi says

    March 2, 2012 at 3:48 pm

    assalamu’ala!kum… Maha besar allah dngan sgla c!ptaan’y,

    jujur sya suka n kagum dngn kpandayan n k kocakan abunawas,

  15. bosq says

    March 20, 2012 at 5:56 pm

    pengen ngelakuin dosa ahhhh…

  16. Jhafrets on says

    May 4, 2012 at 5:16 am

    Mksh bnyk wat blog ny yg mgsikn ttg legend abu nawas, sy brhrap jgn smpai brhenti N cpt puas utk trus brkrya al abu nawas nih, krn kt bs bnyk bljr dr kisah2 ny ,,
    Pa lgi low d tmbhkn dgn lbih brani mgenai negri in N kmiskinan (PAKIR dlm ilmu islam MISKIN dlm htiny), sprti sy yg hrs bnyk bljr lg ttg sufi n isi ny,

  17. Dimas says

    May 15, 2012 at 3:56 pm

    Seharusnya, tdak perlu ada bantahan, semua jawaban benar, tergantung manusia yang memahaminya, mau tingkatan mata, tingkatan otak atau pun tingkatan hati…

  18. Inna fiqna says

    November 18, 2012 at 3:48 pm

    subhanallah

  19. alilukman79 says

    April 11, 2013 at 9:40 am

    subhanallah..^_^

  20. Wawan suherlan says

    October 13, 2017 at 5:12 pm

    Comment:sekata berarti dua kata diresapi tiga kata tapakuri, dari ALLAH,UNTUK ALLAH,KEPADA ALLAH,ITULAH KITA,TRIMAKASIH KPD BLOG INI

« Older Comments

Trackbacks

  1. khemalakbar says:
    July 12, 2011 at 10:03 am

    […] Cara Abu Nawas Merayu Tuhan […]

  2. Abu Nawas : Cara Merayu Tuhan « bayazid syach says:
    February 22, 2013 at 10:32 pm

    […] Sumber : https://www.sufiz.com/kisah-abu-nawas/cara-abu-nawas-merayu-tuhan.html […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Kisah Sufi

Dapatkan update kisah-kisah sufi terbaru langsung ke email Anda.

Jangan lupa klik link konfirmasi yang terkirim ke email Anda.

Kisah Terbaru

  • Sekelumit tentang Sosok Abu Nawas yang Perlu Dikenal
  • Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi, Tanda Kewalian yang Muncul Sejak Kecil
  • Al-Hujwiri, Kisah Penyingkap Pintu Makrifat
  • Ahmad Sirhindi, Sufi yang Meluruskan Paham Ibnu Arabi
  • Ibnu Arabi, Ketika Hamba Bersatu dengan Pencipta

Komentar Anda

  • Muhammad sholhin on Sunan Ngudung, Panglima Orang Alim
  • Syarief on Ahmad Sirhindi, Sufi yang Meluruskan Paham Ibnu Arabi
  • syarief on An-Nifari, Sang Pengelana yang Enggan Bicara
  • Ahsanul Mufid on Ismail Al-Khalidi Al-Minangkabawi, Syekh Tarekat Naqsabandiyah dari Sumatera Barat
  • Dzulumat on Al-Hallaj: Ana al-Haq (Bagian 2)

Tentang Kami

SUFIZ.COM merupakan website/blog yang menyajikan beragam kisah teladan dari para nabi, para sufi, para wali, para sunan, para Mujahid bahkan juga dari kisah-kisah Abu Nawas yang dikenal dengan cerita-cerita lucunya. Selengkapnya

© 2018 Sufiz.com - Kisah Kisah Sufi Terlengkap